Skip to main content
Pendidikan

Pendidikan Berbasis Fitrah

By 25/09/2020January 17th, 2021No Comments

Apa Itu Pendidikan Berbasis Fitrah Untuk Anak Usia Dini?

alitsar.sch.id-Pendidikan berbasis fitrah adalah solusi untuk menumbuhkan kecerdasan anak sejak usia dini. Tanamkan iman, adab dan akhlak sejak dini melalui pembiasaan positif dan keteladanan. Berikan ruang dan fasilitasi kepada anak untuk mengeksplorasi potensinya secara maksimal sejak usia dini. Dengan demikian,  pada akhirnya segala potensi anak akan tumbuh dan berkembang sesuai tahapan perkembangannya.

Setiap anak terlahir dalam keadaan fitrah. Pendidikan berbasis fitrah atau Fitrah Base Education (FBE) pada dasarnya adalah mendidik anak sesuai dengan fitrah yang dimiliki.

Sebab sebetulnya, tugas orangtua dalam mendidik anak sangatlah sederhana, yaitu memelihara fitrah anak. Meski pada praktiknya, tentu banyak sekali hal-hal yang akan menguji kekonsistenan orangtua.

Apa itu fitrah?

Fitrah adalah apa yang menjadi kejadian atau bawaan manusia sejak lahir. Pengertian fitrah secara sistematik berhubungan dengan hal penciptaan (bawaan) sesuatu sebagai bagian dari potensi yang dimiliki.

Ada empat fitrah utama yang diperhatikan dalam penerapan FBE, yaitu fitrah keimanan, fitrah belajar, fitrah bakat, dan fitrah seksualitas.

Fitrah Keimanan

Fitrah keimanan meliputi fitrah beragama, fitrah bertuhan, fitrah kesucian, fitrah “malu”, fitrah “harga diri”, fitrah spiritual, fitrah berakhlak dan fitrah moral. Masa keemasan fitrah ini adalah pada usia 0-7 tahun.

Pada usia tersebut anak berada pada masa dimana imajinasi dan abstraksi berada pada puncaknya, alam bawah sadar masih terbuka lebar , sehingga imaji tentang Allah, tentang Rasulullah, tentang kebajikan mudah dibangkitkan pada usia ini.

Namun, tidak menggunakan metode doktrinisasi, melainkan melalui kisah inspiratif tentang  gairah kemuliaan budi pekerti, semangat kepahlawan maupun rasa persaudaraan sesama manusia.

Fitrah Belajar

Setiap anak adalah pembelajar tangguh dan hebat. Usia emas fitrah belajar berada pada usia 7-12 tahun. Usia 7-12 tahun secara perkembangan, anak berada pada masa di mana otak kanan dan otak kiri sudah tumbuh seimbang.

Ego sentris telah berkembang menuju sosiosentris sehingga mulai terbuka pada eksplorasi dunia luar. Perkembangan indera sensori sudah tumbuh dengan sempurna.

Fitrah Bakat

Setiap anak adalah unik. Mereka memiliki sifat bawaan masing-masing. Sifat bawaan yang unik ini berkaitan dengan keperibadian karena sifatnya melekat dan menjadi karakter kinerja.

Kepribadian yang produktif inilah yang disebut dengan bakat. Fitrah bakat mencapai puncak keemasan pada usia 10-14 tahun. Secara fitrah perkembangan usia 10-14 tahun anak berada pada masa menjelang dewasa.

Fitrah Perkembangan

Segala yang ada di muka bumi memiliki sunnatullah tahapan pertumbuhannya masing-masing yang berkorelasi dengan dimensi waktu dan dimensi kehidupan. Untuk setiap tahapan yang berproses tersebut memiliki cara dan tujuan masing-masing

Dalam sunnatullah perkembangan atau pertumbuhan ini maka tidak berlaku ‘kaidah makin cepat makin baik’, juga jangan terlalu terlambat untuk tiap tahapannya. Segala sesuatu akan indah bila tumbuh pada waktu yang tepat

Mulailah merancang pendidikan fitrah keimanan, fitrah belajar, fitrah bakat anak anak kita pada tahap usia 0-6 tahun, lalu pada tahap usia 7-10 tahun, lalu pada tahap usia 11-14 tahun (pre aqil baligh), lalu tahap usia di atas 15 tahun (post aqil baligh).

Pelajari bagaimana fitrah Belajar ditumbuhkan pada tiap tahapan itu. Juga bagaimana fitrah Bakat diamati, dikenali, dikembangkan pada tiap tahap. Susunlah semuanya menjadi framework dan roadmap pendidikan putra putri kita

Fitrah Individualitas dan Sosialitas

Setiap manusia lahir sebagai individu sekaligus makhluk sosial (ketergantungan dengan lingkungan sekitar) . Sosialitas akan tumbuh baik sejak usia 7 tahun, Hal ini bisa dicapai jika individualitas seorang anak tumbuh baik pada usia di bawah 7 tahun.

Dalam fitrah perkembangan, usia 0-7 tahun, anak masih ego sentris artinya mereka merasa dirinya adalah pusat semesta, belum menyadari dunia di luar dirinya sebagaimana keberadaan dirinya. Jadi memang pada tahap ini anak belum memerlukan sosialisasi.

Anak yang masih berumur di bawah 7 tahun belum memiliki tanggung jawab moral dan sosial. Maka bila kita sering menemukan anak di bawah usia 7 tahun yang tampak tak mau berbagi, tampak pemalu, tampak cengeng, tak apa. Itu semua adalah bagian dari fitrah individualitasnya. Puaskan saja egonya atau fitrah individualitasnya untuk menjadi pemalu, untuk tidak mau berbagi, dan sebagainya. Jangan dibenturkan dengan akhlak atau adab, karena belum waktunya waktunya dia mengerti arti berbagi dan bersosialisasi. Adab tetap disampaikan agar santun namun sekali lagi tidak dalam suasana menekan

Ketika masuk usia 7 tahun, maka ini tahap dimulainya fitrah sosialitas, mereka mulai bergeser dari ego sentris ke sosio sentris, mereka mulai menyadari ada lingkungan yang juga seperti dirinya yang perlu dihargai, yang bisa terluka dengan sikap dan ucapnya.

Karenanya Allah Maha Tahu, orang tua boleh memerintahkan shalat pada anak mulai dari umur 7 tahun bukan sejak kecil. Tak ada anak di bawah 7 tahun yang suka dengan gerakan shalat yang sangat formal dan tertib. Namun demikian membangkitnya gairah shalat dengan meneladankan tentang indahnya shalat tetap dilakukan , tujuannya agar anak-anak mempunyai pemikiran positif tentang shalat dan kelak bisa melakukannya dengan ikhlas dan khusyuk. Semua ada masanya,, tak perlu terburu-buru

Fitrah Fisik dan Indera

Setiap anak lahir yang membawa fisik yang suka bergerak aktif dan panca indera yang berinteraksi dengan bumi dan kehidupan. Setiap anak suka kesehatan dan asupan yang sehat, bersih dan baik. Setiap indera juga suka menerima input yang membahagiakan dan menenangkan

Dalam praktiknya tugas orang tua sebenarnya cukup sederhana namun tidak mudah. Sederhana karena para ayah dan ibu hanya perlu menjaga fitrah anak, biarkan mereka tumbuh dengan fitrah yang sudah Allah instal ke dalam diri anak dari sebelum mereka lahir, tidak mudah karena konsistensi orang tua diuji untuk menerapkan pendidikan berbasis fitrah yang tidak didapat pada pendidikan formal. Semoga kita menjadi orang tua yang selalu berproses menjadi lebih baik.

Dikutip dari berbagai sumber. red

Leave a Reply